"Wasiat Ulama akan melobi, ada orang-orang tertentu dari kami yang akan melakukan lobi. Mudah-mudahan kita sama, satu pendapat," tegas Fachrurozy Ishaq, Ketua Umum DPP Wasiat Ulama, dalam deklarasi dukungan di rumahnya di Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (8/11/2012).
Meski demikian, Fachrurozy mengaku, pihaknya tak bisa menyebutkan partai politik mana saja yang akan disasarnya. Pasalnya, pendekatan itu dilakukan oleh tim lain. Fachrurozy mengatakan, kendaraan politik yang akan didekati adalah parpol Islam.
Soal dukungan partai, Fachrurozy mengaku tak khawatir. Meski belum ada satu pun partai yang secara formal menyatakan mendukung Rhoma menjadi kepala negara, ada suara-suara individu dari partai yang menghendaki pimpinan Soneta Grup tersebut menjadi pemimpin negara Indonesia.
"Artinya, ada suara-suara dari partai Islam yang sudah menyebut bahwa Rhoma memiliki akseptabilitas dan dapat dijadikan panutan," lanjutnya.
Para ulama yakin, jika ada partai politik yang mendukung Rhoma, yang juga Ketua Umum Forum Silaturahmi Ta'mir Masjid dan Mushalla Indonesia (Fahmi Tamami) dan Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia (PAMMI) tersebut menjadi capres, tingkat elektabilitas partai akan naik.
"Rhoma Irama adalah ikon umat Islam. Kalau ada partai yang mengusung Rhoma, saya yakin suaranya akan naik. PKS, PAN, PKB, naik suaranya. Karena Rhoma banyak fansnya, dan mereka fanatik sama dia," lanjutnya.
Wasiat Ulama dikatakan organisasi yang terdiri dari para ulama/mubalig se-Indonesia yang didirikan tanggal 8 Desember 2011. Misi organisasi ini adalah untuk menyatukan umat Muslim Indonesia yang dianggap terpecah belah. Setelah berdiri, organisasi ini pun berkembang di daerah dan kini anggotanya mencapai satu juta orang.
Sebelum deklarasi dukungan tersebut, pihak Wasiat Ulama diketahui telah memberitahu H Rhoma Irama terlebih dahulu. Menurut Fahchrurozy, yang bersangkutan sendiri tidak berkeberatan atas deklarasi dukungan kepada dirinya untuk maju dalam bursa capres RI 2014.
Terkait pencalonan ini, Rhoma tak banyak berkomentar.
"Belum saatnya bicara presiden, terlalu jauh, tunggu saja," katanya singkat di Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar